TEMPO.CO, Jakarta – Tentara Nasional Indonesia atau TNI membantah tudingan Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), ihwal serangan udara oleh prajurit mereka di wilayah Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cendrawasih, Letnan Kolonel Candra Kurniawan mengatakan, kegiatan patroli yang dilakukan oleh prajurit TNI di Nduga merupakan kegiatan patroli rutin, dan dilaksanakan oleh pasukan setempat.
Pasukan organik, kata Candra, memang disiagakan di wilayah Nduga. Namun, mereka ditempatkan untuk kegiatan patroli teritorial, sedangkan eksekusi dilakukan langsung oleh prajurit dari Komando Distrik Militer 1706/Nduga. “Dilakukan bersama masyarakat juga. Tidak ada namanya serangan udara,” kata Candra saat dikonfirmasi Tempo, Sabtu, 30 Maret 2024.
Begitu pun situasi di Nduga, kata perwira menengah itu, yang masuk di Ibu Kota di daerah Distrik Kenyam, dalam situasi aman dan kondusif. Candra menampik ihwal adanya informasi baku tembak antara personel TNI dengan milisi TPNPB-OPM Komando Daeah Pertahanan III Ndugama-Derakma di wilayah Nduga. “Anggota banyak di lapangan melayani masyarakat, situasinya juga kondusif,” ujarnya.
Sebelumnya, Juru bicara markas pusat TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengatakan, serangan udara dilancarkan personel TNI/Polri ke sejumlah pos milisi TPNPB-OPM Kodap III Ndugama-Derakma. “Serangan bom dari pesawat, helikopter serta drone militer,” kata Sambom dalam keterangan yang diterima Tempo, Sabtu, 30 Maret 2024.
Serangan itu, Sambom melanjutkan, dilancarkan pada malam hari oleh personel TNI/Polri di Nduga. Tercatat, sudah delapan kali ledakan menghujam pos milik Kodap III Ndugama-Derakma. “Empat pos Semut Merah milik pasukan khusus TPNPB-OPM terbakar habis,” ujar Sambom.
Hanya beberapa hari berselang, kata dia, personel gabungan TNI/Polri kembali melakukan aksi pengeboman di wilayah Nduga. Kali ini, pengeboman dilakukan di wilayah yang tengah didiami Philip Mark Mehrtens, Pilot Susi Air yang ditawan milisi TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogeya sejak 7, Februari lalu.
Sambom bercerita, meski dijatuhi bom berulang kali, seluruh milisi Kodap III Ndugama-Derakma dan Philip selamat. Namun, sejumlah pos dan markas milisi habis terbakar. “Pos Kobit, Pos Korowait dan Markas Kambila milik pasukan khusus TPNPB-OPM Kodap III habis terbakar,” ujarnya.
TPNPB-OPM Kodam III, klaim dia, berhasil melancarkan serangan balasan, yaitu dengan menembak helikopter milik TNI. “Ada personel militer juga yang terluka,” ucapnya.
Sumber: tempo.co