Gubernur Bali Wayan Koster menolak keinginan pemerintah pusat untuk penambahan pasokan suplai energi listrik. Dia ingin Bali tidak lagi tergantung energi listrik dari luar wilayah.

“Saya tidak mengizinkan lagi penambahan suplai dari luar Bali, yang akan membuat Bali ini semakin tergantung ke sumber energi dari luar, itu berbahaya. Apalagi dikoneksi dengan kabel bawah laut, mudah sekali dan itu rawan. Maka keinginan pemerintah untuk menambah pasokan ke energi Bali sebesar 500 mega watt (MW) saya tolak,” kata Wayan Koster, Rabu (28/6).

Hal itu dia ungkapkan saat memberikan jawaban pandangan umum terhadap fraksi pada Raperda tentang haluan pembangunan Bali masa depan, 100 tahun Bali Era Baru 2025-2125, di sidang Paripurna ke-23, Kantor DPRD Bali.

Koster melanjutkan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah menerapkan kebijakan mandiri energi dengan energi bersih.

“Saat ini Bali mampu memenuhi kebutuhan energi dengan daya mampu sebesar 1.322 MW. Sedangkan kebutuhan beban puncak saat ini hanya sebesar 980 MW,” lanjutnya.

Dari angka tersebut, sebanyak 370 MW disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

“Mana ada gubernur berani menolak, orang kira begitu ada ini happy, begitu saja, buat saya tidak, dari mana ini, apa potensi dan risikonya, saya tidak mau,” bebernya.

Koster juga menegaskan bahwa Bali ingin membangun pembakit listrik sendiri, sehingga dapat memenuhi kebutuhan domestik termasuk industri.

“Saya ingin kita membangun pembangkit listrik kita di Bali, sampai kita bisa memenuhi kebutuhan energi kita ke depan untuk kebutuhan domestik maupun juga untuk industri termasuk industri pariwisata. Jadi ini yang kita pegang ke depan untuk generasi kita yang akan datang tidak mudah ini perlu political will yang kuat, berani,” pungkasnya.

Sumber : Merdeka.com

Share.
Exit mobile version