Sorong, Jubi – Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya atau Pemprov PBD berkomitmen memperkuat ketahanan pangan sebagai upaya menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus langkah konkret untuk meminimalisasi ketergantungan pasokan pangan dari wilayah lain.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan, dan Kelautan Provinsi Papua Barat Daya Absalom Salossa di Sorong pada Selasa (2/1/2024), menjelaskan langkah konkret yang sedang dibangun pemerintah guna mencapai penyediaan stok pangan di provinsi ke-38 ini dengan menggerakkan petani, termasuk petani milenial untuk memanfaatkan potensi lahan guna menjawab kebutuhan pasokan pangan yang memadai.
“Selama ini kita sangat bergantung dari daerah lain,” kata Salossa.
Kondisi kekurangan ini, kata dia, terasa sekali ketika bertepatan dengan momentum hari raya besar keagamaan, penyediaan pasokan pangan minim, sehingga sebagian pangan didatangkan dari daerah lain.
“Hampir 80 sampai 90 persen kita bergantung dari daerah lain,” ujar Salossa.
Dampak dari kekurangan stok pangan, kata dia, sangat mempengaruhi harga, kemudian mengarah kepada kondisi inflasi semakin meningkat.
Kehadiran Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi pada beberapa waktu lalu, diharapkan memberikan stimulus dan treatmen kepada Pemprov PBD dan seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) rumpun pertanian di enam kabupaten/kota supaya menggerakkan dan melalukan pendampingan kepada para petani agar mampu memproduksi pangan, sehingga bisa menjawab ketersediaan stok pangan di sepanjang bulan hingga tahun.
Pada kondisi kekurangan stok pangan, pemerintah provinsi terus melakukan upaya konkret dengan mendatangi sejumlah gudang distributor di kabupaten dan kota supaya tidak terjadi spekulasi harga pada situasi kekurangan stok pangan.
“Kita melakukan monitoring ke distributor supaya tidak menaikkan harga, karena di saat stok berkurang, kebutuhan meningkat, ada potensi harga naik,” ujarnya.
Komoditas yang sering didatangkan dari luar, sebut dia, terdiri atas bawang, cabai merah dan rawit, sayur kol, daging ayam dan sapi. “Ini sering menjadi penyumbang inflasi di Papua Barat Daya,” katanya.
Sesuai hasil inspeksi, komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, di antaranya bawang merah dan putih, daging sapi dan daging ayam.
“Kita berharap dengan upaya dan langkah konkret yang kita lakukan bisa menjawab ketersediaan stok pangan di provinsi ini, tidak bergantung dengan wilayah lain,” ucapnya.
Sumber: Jubi