Ekonomi warga RI kini jadi sorotan. Bukan tanpa alasan, data terbaru menunjukkan warga RI kini mulai menggerus tabungannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mulai dari masyarakat kelas menengah ke bawah, juga menengah ke atas, pekerja maupun pedagang.
Seperti yang dialami pedagang di Pasar Tanah Abang. Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tanah Abang Yasril Umar mengatakan, gara-gara menipisnya keuangan, tidak sedikit pedagang pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara ini harus pindah haluan dari berbisnis tekstil menjadi tukang ojek. Tak hanya 1-2 orang.
“Yang pindah ke ojek, dari zaman Covid-19. Banyak seperti itu, alih profesi, misalnya ke Gojek motor banyak,” katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/12/23).
Semula, tuturnya, mereka coba bertahan dengan coba mencari pinjaman, namun itu tidak mudah mengingat banyak kerabat pedagang yang juga mengalami kesulitan serupa. Sementara untuk meminjam ke Bank juga dirasa tidak memungkinkan.
“Ngga bakal bisa ngasih, mungkin jaminan juga gak ada. Kalau pinjam ke bank sama aja bikin lobang baru lagi, sementara bayaran diharap dari perputaran toko, kalau ini gak ada malah cari penyakit kan, bank pun akan mikir 2x untuk pinjemin ke pedagang. Jadi ke kerabat terdekat aja paling,” kata Yasril.
Pedagang yang masih bertahan pun mencoba beragam cara untuk tetap bisa bertahan, harapan datang di akhir tahun karena biasanya momen di akhir tahun seperti ini penjualan mulai meningkat. Sayangnya, hingga kini hal tersebut belum terlihat.
Di sisi lain, biaya hidup yang semakin tinggi membuat pedagang harus lebih irit dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Apalagi, biaya besar lain juga berasal dari biaya pendidikan.
“Irit-iritan, yang anaknya di pesantren kesulitan untuk membayar juga banyak,” sebut Yasril.
Sebagai informasi, porsi tabungan masyarakat golongan pengeluaran di atas Rp 5 juta dilaporkan terus merosot apabila dihitung sejak Agustus 2023. Pada bulan tersebut, Bank Indonesia mencatat porsi tabungan kelompok ini berkisar di angka 18,6% dan menurun pada September menjadi 18,3%.
Besarnya porsi tabungan itu sejalan dengan masih relatif rendahnya porsi konsumsi mereka yang ada di bawah 70% dari pendapatan. Pada bulan Agustus, kelompok pengeluaran Rp 5 juta ke atas menyisihkan 69,5% dari pendapatannya untuk konsumsi dan pada September 2023 porsi konsumsi tersebut juga masih 68,3%.
Besarnya porsi konsumsi masyarakat dengan pengeluaran Rp 5 juta dalam survei BI November sejalan dengan data Mandiri Spending Index (MSI) di bulan yang sama. Pada pertengahan November, MSI mencatat semua kelompok belanja tumbuh positif dibandingkan awal Oktober 2023. Peningkatan kelompok belanja itu terutama ada pada barang elektronik dan handphone sebesar 25,9%, kebutuhan sehari-hari 6,3%, dan mobilitas 5,3%.