Presiden BEM Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) Rusci Lestari Syam turut menanggapi penangkapan 5 orang terkait bunker narkoba di kampusnya.
Dia memastikan lima orang yang ditangkap bukan mahasiswa aktif atau pengurus lembaga kemahasiswaan melainkan oknum alumni.
Rusci awalnya menegaskan keberadaan bunker narkoba di salah satu sekretariat kampus di FBS UNM tidak ada kaitannya dengan aktivitas lembaga mahasiswa. Dia menyebut terduga pelaku di balik bunker narkoba tersebut merupakan oknum alumni di FBS UNM.
“Segala hal yang terjadi terkait berita simpang siur belakangan ini. Tidak ada sangkut pautnya dengan lembaga kemahasiswaan (LK) yang ada di FBS UNM. Karena yang menjadi pelaku adalah (oknum) alumni (senior tua),” kata Rusci kepada detikSulsel, Sabtu (10/6/2023).
Rusci mengatakan pihaknya tidak tahu menahu dengan aktivitas yang dilakukan oleh oknum alumni tersebut.
“Dan kami LK se-FBS tidak tahu menahu aktivitas apa yang (oknum) alumni lakukan, kami juga kaget terkait pemberitaan yang ada. Tetapi kami juga jamin bahwa yang diamankan kepolisian adalah (oknum) alumni, tidak ada mahasiswa aktif apalagi pengurus lembaga,” katanya.
Rusci sebelumnya membenarkan bunker narkoba tersebut terletak di salah satu sekretariat lembaga kampus di FBS UNM. Namun dia menyebut sekretariat tersebut sudah tidak pernah lagi digunakan karena kerap dipakai oknum alumni.
“Saya benarkan perihal adanya bunker di dalam kampus FBS,” ujar Rusci.
Fakultas Bahasa dan Sastra diketahui berada di kampus UNM yang terletak di Jalan Mallengkeri, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, Makassar. Sejumlah anggota Ditresnarkoba Polda Sulsel disebut sudah memasang garis polisi di sekretariat yang menjadi bunker narkoba tersebut, Jumat (9/6/2023).
Sebelumnya diberitakan, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Komang Suartana mengatakan pihaknya sudah menangkap 5 orang terkait bunker narkoba tersebut.
“Ada 5 orang yang diamankan dimintai keterangan,” ujar Kombes Suartana saat dimintai konfirmasi terpisah, Sabtu (10/6).
Suartana mengatakan penangkapan tersebut berawal dari diamankannya seorang warga. Pihaknya kemudian melakukan pengembangan sehingga total yang diamankan 5 orang.
“Ada informasi masyarakat, diamankan 1. Terus dikembangkan jadi total 5 diamankan,” kata Suartana.
“Sekarang masih dikembangkan makanya kita belum berani buka. Karena bisa saja ada hasil temuan yang baru,”kata Suartana.
Source : Detik