Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, terdapat sejumlah hasil dalam kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Jerman kali ini. Di antaranya yang berkaitan dengan hubungan antara pemerintah (G to G) dan hubungan antara bisnis (B to B).
Dalam kerja sama business to business (B2B), Retno menyampaikan sudah terbentuk sebanyak 18 kesepakatan yang memiliki nilai kurang lebih Rp 27,9 triliun.
“Yaitu di sektor sustainibility dan transisi energi, investasi, inovasi start up, dan making Indonesia 4.0,” kata Retno dalam keterangan tertulis, Senin (17/4).
Retno menjelaskan, untuk kesepakatan G to G telah dilakukan penandatanganan dua kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jerman. Kesepakatan tersebut ialah Joint Declaration of Intent on Join Economic and Investment Commitee mengenai pembentukan forum gabungan sektor pemerintah dan swasta untuk membahas peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi.
Kemudian, hasil lainnya dari kunjungan Presiden kali ini adalah Joint Declaration of Intent in The Feed of Digitalization antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Kementerian Digital dan Transformasi Jerman untuk mendukung pengembangan transformasi digital.
Ia menjelaskan bahwa saat Presiden berbincang dalam pertemuan bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Jokowi menekankan pentingnya mewujudkan hubungan ekonomi yang setara antara Indonesia-Jerman dan Indonesia-Uni Eropa.
“Untuk itu berbagai regulasi Uni Eropa yang menghambat kesejahteraan perlu dibenahi. Bapak Presiden juga meminta dukungan jerman agar perundingan perjanjian Indonesia-EU CEPA dapat segera dituntaskan,” jelas Retno.
Di bidang investasi, ia menyebut bahwa Presiden menyambut secara baik kolaborasi komite bersama ekonomi dan investasi Indonesia-Jerman. Selain itu Presiden menilai investasi Jerman di Indonesia perlu difokuskan pada sektor prioritas.
“Investasi Jerman di Indonesia perlu difokuskan pada sektor prioritas seperti industri yang berorientasi ekspor, energi terbarukan, dan hilirisasi,” ucapnya.
Kepala Negara juga menekankan pentingnya investasi dan ahli teknologi Jerman guna mendukung transisi energi di Indonesia.
“Dalam diskusi tadi juga dibahas mengenai implementasi dari The Just Energy Tansition Partnership,” ujarnya.
Sumber: nasional.kontan