Jenazah personel dari Satgas Yonif R 321/GT, Pratu F bakal diterbangkan ke Magelang, Jawa Tengah pada Senin (24/3).
Pratu F adalah korban kelima yang gugur dari serangan gerombolan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) atau dikenal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Mugi-Mam Nduga, Sabtu (15/4).
Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Sus Aidil menjelaskan jenazah Pratu F ditemukan oleh Tim Gabungan yang menelusuri tempat kejadian penembakan oleh KST.
“Jenazah (Alm) Pratu F langsung dievakuasi ke Timika, selanjutnya dibawa ke RSUD untuk pemulasaraan Jenazah. Rencana besok Senin (24/4) Jenazah akan diterbangkan ke kampung halamannya di Magelang,” ujar Kolonel Sus Aidil dalam keterangannya, Minggu (23/4).
Lebih lanjut, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono turut menyampaikan ucapan duka atas gugurnya Pratu F.
Sebelunya TNI berhasil mengevakuasi empat jenazah prajurit yang tewas dalam baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Mugi-Mam Nduga, Sabtu (15/4). Keempat prajurit tersebut, yakni Pratu Arifin, Pratu I, Pratu K dan Prada S.
Kapendam XVII/Cenderwasih Kolonel Kav Herman Taryaman mengatakan evakuasi tersebut merupakan hasil perkembangan dari proses pencarian para prajurit yang terpencar saat mengevakuasi jenazah Pratu Arifin.
“Tim Gabungan TNI Polri berhasil menemukan 4 Prajurit TNI termasuk di dalamnya Pratu Miftahul Arifin yang dalam proses pencarian dengan kondisi meninggal dunia,” kata Herman dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/4).
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengumumkan siaga tempur di daerah-daerah rawan di Papua setelah KKB menyerang pasukan TNI yang tengah menyisir lokasi di Mugi-man, Nduga, Minggu (15/4), untuk mencari pilot Susi Air, Phillips Mehrtens.
“Di daerah-daerah tertentu (yang rawan, red) kami ubah menjadi operasi siaga tempur. Di Natuna itu ada operasi siaga tempur laut, di sini ada operasi siaga tempur darat. Artinya, ditingkatkan, dari yang tadinya soft approach, dengan menghadapi serangan seperti yang terjadi pada 15 April lalu tentunya kami tingkatkan menjadi siaga tempur,” terang Laksamana Yudo di Papua, Selasa lalu.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono menegaskan siaga tempur di Papua hanya digelar di daerah-daerah yang dinilai rawan serangan dan teror KKB.
Siaga tempur, kata Julius, perlu dilakukan karena aksi KKB/KST yang semakin agresif dan mengancam keselamatan masyarakat, prajurit, juga kedaulatan NKRI.
“Siaga tempur dilakukan hanya di daerah-daerah rawan, daerah yang ditandai sebagai pusat-pusat operasi mereka (Red: KKB). Adapun secara fisik kekuatan alutsista dan persenjataan tidak ada perubahan,” ujar Julius.
Sumber : CNN Indonesia