Bertolak dari Hungaria Delegasi Indonesia melangsungkan kunjungan kerja ke Markas Besar Europol di The Hague, pada Jumat 17 Maret 2023. Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Kepala BNN RI, Dr. Petrus Reinhard Golose diterima oleh sejumlah pejabat Europol diantaranya Deputy Executive Director Governance, Jurgen Ebner dan Head of the Drugs Unit, Quentin Faure.
Dalam pertemuan tersebut Ebner secara singkat menceritakan tentang sejarah terbentuknya Europol. European Police Office secara de facto beroperasional sebagai European Drugs Unit di Strasbourg pada tahun 1993. Setelah European Convention diratifikasi oleh negara anggota Uni Eropa pada tahun 1998, Europol akhirnya secara resmi beroperasional pada tahun 1999 dengan berpusat di The Hague.
Europol memiliki mandat untuk mendampingi dan mendukung negara Uni Eropa dalam memberantas kejahatan international meliputi kejahatan narkotika, terorisme, _cyber crime_, terutama yang dilakukan melalui teknologi informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan institusi kepolisian di negara anggota Uni Eropa, serta perubahan jenis kejahatan, maka organisasi Europol pada tahun 2017 berubah menjadi European Union Agency for Law Enforcement Cooperation.
Dalam penjelasanya Ebner menyampaikan meski banyak kejahatan internasional telah diungkap oleh Europol, tetapi seluruh kerja sama yang terjalin harus tetap mendapat persetujuan dari European Commission yang merupakan bagian dari Dewan Manajemen, anggota parlemen dan European Council.
Pada kesempatan itu Deputy Executive Director Governance tersebut juga menyinggung terkait permasalahan kejahatan narkotika yaitu cannabis yang merupakan zat utama digunakan di Uni Eropa yang kini ini memiliki beberapa lokus produksi ganja secara ilegal.
Ebnor mengatakan telah terjadi peningkatan signifikan kitchen lab di beberapa negara Uni Eropa seperti Belanda, Belgia, Czech dan Polandia. Selain itu, terdapat pula peningkatan sitaan heroin dengan fokus pada jalur maritim dari golden crescent, Turkish Organized Crime dan Black Sea.
Cocaine tidak diimpor dalam bentuk tanaman, tetapi importasi dilakukan dalam bentuk cocaine-based yang sangat mudah untuk diekstraksi. Importasi ini menurut Ebnor dilakukan oleh sindikasi/organisasi Eropa yang sangat berpengaruh dengan importasi dari Amerika Selatan, Asia tenggara, dan Australia yang merupakan jalur destinasi peredaran gelap cocaine.
Lebih lanjut Deputy Executive Director Governance Europol tersebut mengatakan bahwa saat ini NPS terutama jenis synthetic cannabinoid juga mengalami peningkatan. Memahami dinamika peredaran gelap narkotika maka Europol mengembangkan kerja sama dengan lembaga mitra di Uni Eropa seperti EMCDDA dan Eurojust.
Menurut Ebnor perkembangan narco – terrorism merupakan ancaman bagi negara Uni Eropa dan menjadi semakin kompleks karena terlibatnya masalah keimigrasian, dan kejahatan keuangan. Namun demikian Europol mengembalikan kebijakan terkait regulasi cannabis dan kerjasama internasional kepada masing-masing negara anggota.
Sumber : BNN