Pemerintah Indonesia mengirim nota diplomatik kepada Fiji menanggapi pertemuan Perdana Menteri  Stiveni Rebuka dan Pemimpin Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah pada Kamis, 2 Maret 2023, mengkonfirmasi pengiriman nota diplomatik kepada pemerintah Fiji itu. “Kurang lebihnya dalan nota tersebut Indonesia menyampaikan kekecewaan yang mendalam atas pertemuan PM Fiji dengan seseorang yang mengklaim secara sepihak dirinya mewakili masyarakat Papua, Indonesia,” katanya.

Baik kantor perdana menteri dan Kementerian Luar Negeri Fiji belum menanggapi secara publik surat diplomatik Indonesia itu.

Wenda dan Rebuka berjumpa dalam sela pertemuan negara-negara Pasifik di Nadi, Fiji, pada pekan lalu. Wenda, melalui media sosialnya mengatakan hubungan Fiji dan Papua Barat diperbaharui,  menyusul terpilihnya Rebuka jadi perdana menteri negara itu.X

“Suatu kehormatan untuk bertemu dengan Anda berdua dan mendiskusikan masa depan Melanesia dan Pasifik yang lebih luas,” kata Wenda yang juga bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Fiji Biman Prasad.

Membagikan pose bersama Wenda di Twitter, PM Fiji mengaku mendukung United Liberation Movement for West Papua karena mereka adalah orang Melanesia. “Saya lebih berharap (ULMWP mendapatkan keanggotaan penuh Melanesian Spearhead Group atau MSG). Saya tidak menerima begitu saja. Dinamikanya mungkin sedikit berubah tetapi prinsipnya sama,” katanya.

ULMWP sudah 10 tahun  mengajukan permohonan untuk menjadi anggota di kelompok MSG. Namun, hingga saat ini hanya mendapatkan status sebagai pengamat, sama seperti Timor Leste.

Sejauh ini belum pernah ada yang terang-terangan mendukung kelompok separatis Papua Merdeka di Indonesia. Sejumlah negara Pasifik kerap membawa isu kekerasan HAM di Papua ke PBB.

Radio Free Asia, mengutip sumber, juga mengatakan, Pemerintah Fiji sebelum Rebuka juga tidak pernah menyampaikan dukungan seperti ini.

Share.
Exit mobile version