Persaingan bisnis startup teknologi pendidikan (EduTech) semakin ketat. Tak hanya dari sisi bisnis, namun pendanaan yang belakangan makin banyak menyasar pasar modal. Belakangan yang juga meramaikan pasar adalah Refocus Education Project.
Tak heran, menurut perkiraan Research and Markets, industri ini akan tumbuh di angka 15,52% selama lima tahun ke depan mencapai $605,40 miliar pada tahun 2027.
“Di Indonesia, startup EduTech sendiri sedang hype dan digandrungi berbagai kalangan. Proyeksi kami, trennya masih akan terus meningkat. Ditambah pandemi yang merubah kebiasaan para pelajar dengan pendidikan jarak jauh menjadikan model pembelajaran yang ditawarkan EduTech makin relevan untuk diaplikasikan. Peluang baru, seperti adanya kolaborasi pemerintah dengan platform digital semakin membantu proses percepatan digitalisasi dunia pendidikan di Indonesia,” ucap Roman Kumar Vyas, CEO & Founder Refocus Education Project, Rabu (21/12/2022).
Dari sisi bisnis Refocus mengandalkan game-based learning, Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR), personalization through a data-driven approach, blockchain analysis, dan cloud-based infrastructure. Sementara dari sisi pendanaan, kabarnya yang beredar pihaknya melihat pasar modal Indonesia sebagai salah satu cara yang menarik. Terlebih dengan semakin banyaknya startup melantai dibursa.
“Melihat perkembangan sektor EduTech di Indonesia tentu merupakan prospek yang sangat menjanjikan. Namun, perlu diingat pembelajaran digital adalah kegiatan yang sangat komprehensif dan mengharuskan kita memastikan seluruh komponen pendukung berfungsi dengan lancar termasuk berbagai perkembangan teknologi pendukung,” jelasnya.
Refocus adalah platform pendidikan online yang menyediakan kursus 10 bulan di bidang digital di Indonesia dan Filipina, khususnya dibidang IT melalui serangkaian beasiswa dan pelatihan komprehensif.
Sumber: CNBC Indonesia